Sabtu, 09 Juni 2012

MANUSIA DAN PENDERITAAN



Penderitaan berasal dari kata sansekerta dhra yang artinya menahan atau menanggung. Derita itu sendiri artinya adalah menahan atau menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat dirasakan secara lahir atau batin atau bahkan keduanya. Penderitaan meruakan realitas manusia yang identitasnya bertingkat ada yang berat dan ada yang ringan dan peran individu itu sendiri sangat berperan dalam menentukan tingkatan penderitaannya, apakah berat atau ringan.
Pender itaan akan dirasakan oleh semua orang dan merupakan “risiko” hidup. Karena sesungguhnya manusia diciptakan secara berdampingan begitu juga dengan penderitaan yang pasti akan ada hal lain ya itu kebahagiaan. Seorang manusia harus tahu tentang penderitaan yang dia rasakan, tidak semua penderitaan yang seseorang rasakan dapat juga dirasakan dan menjadi penderitaan bagi orang lain. Begitu pula sebaliknya, bahwa terkadang penderitaan seseorang juga dapat menjadi atau dapat dirasakan oleh orang lain.
Penderitaan yang dirasakan tentulah menimbulkan rasa tidak enak terhadap si penderita, seperti rasa sakit, rasa sedih, kehilangan, dan lain-lain. Sesungguhnya Sang Maha Pencipta tidak semata-mata memberikan rasa penderitaan terhadap hambanya, melainkan penderitaan itu pastilah sesuatu yang dapat diatasi penderitanya. “Allah tidak akan memberikan ujian atau cobaan yang diluar batas kemampuan hambanya”, hal itu tandanya setiap manusia yang merasakan penderitaan pastilah diyakini mampu untuk mengatasi masalahnya sendiri. Karena Dia Maha Adil bagi seluruh umatnya.
Dalam hal ini, manusia yang merasa memiliki penderitaan yang luar biasa dan merasa tidak sanggup menghadapi penderitaanya yang menentukan tingkat penderitaannya itu sendiri. Semua permasalahan yang terjadi bukan tanpa sebab dan akibat, dan permasalahan yang harus dihadapi juga ditentukan dari kesiapan mental yang dimiliki enderita, apakah dia sanggup mengatasinya dengan kekuatan mental ataukah menyerah karena mereka merasa sangat lemah?

  • Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental yaitu :


Kepribadian lemah akibat dari kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; Kepribadian yang lemah itu dapat menyebabkan seseorang merasa rendah diri adalah jangka waktu yang lama sehingga dapat menghancurkan mentalnya. Terjadinya konflik sosial budaya akibat dari norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat; contohnya yaitu seperti seseorang yang berasal dari daerah pedesaan sulit sekali menyesuaikan dirinya saat tinggal di daerah perkotaan. Cara pematangan batin yang salah contonhya seperti memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
  • Proses kekalutan mental :


Positif yaitu seperti trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang dan dicegah dengan sendirinya yang bertujuan untuk menenangkan hati seseorang, contonya seperti mendekatkan diri kepada Tuhan YME untuk memperoleh ketenangan dan melakukan renungan agar dapat memperbaiki perasaan trauma itu sendiri.
Negatif yaitu seperti trauma yang dialami seseorang tetapi berlarut-larut sampai seseorang itu bisa mengalami frustasi.
Studi kasus
Manusia adalah mahluk tuhan yang paling sempurna dibanding mahluk lainnya. Manusia dalam perjalanannya memiliki masalah apabila manusia tidak dapat arif menghadapi masalah tersebut perjalanannya dapat melaju sampai kekalutan mental. Kekalutan merupakan titik patah mental (mental breakdown), dan yang bersangkutan mengalami disorder (tidak semestinya atau gangguan)
Oknum yang mempunyai kekalutan mental bertingahlaku secara kurang wajar. Misalnya, seseorang yang tidak mampu menjawab sebuah pertanyaan ujian, menggigit-gigit pensil.
Berani mengatasi kesulitan sebagai respons terhadap challenge (tantangan) yang dihadapi agar dirinya survive dalam kehidupan. Keberhasilan seseorang dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi akan membuat dirinya menjadi puas.
Berkomunikasi dengan orang lain, terutama dengan para ahli (Psikiater). Lebih dari itu adalah menghilangkan himpitan perasaan untuk memperoleh petunjuk dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi, selain dengan para ahli, cara mengatasi persoalan juga dapat dilakukan dengan berkomunikasi dengan kawan akrab. Kawan akrab dapat diajak bertukar pikiran, sehingga bisa membantu dalam meringankan suatu masalah, misalnya frustrasi. Dalam banyak hal, kawan akrab selalu menampung segala rasa, terutama rasa yang tidak menyenangkan, misalnya penderitaan. Bahkan, pada saat yang diperlukan dapat juga memberikan nasihat yang dibutuhkan.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

alia_adelinalutfiani@yahoo.com