1
Tahun ajaran baru sudah di mulai. Di sebuah sekolah, pagi
ini melakukan upacara yang rutin di laksanakan setiap hari senin. Namun, pagi
ini berbeda. semua mata siswa tertuju pada derap langkah seorang siswi, yang
asing bagi mereka. Suasana upacara yang belum di mulai itu menjadi ricuh,
mereka berbisik ‘sispa sih? siapa sih?’. Lalu langkah itu, lama kelamaan
menjauh dan menghilang.
“Hei, jangan berisik. Kapan upacaranya bisa di mulai,
kalau suara kalian masih mengalahkan suara saya?” tegur Pak Supri, guru Kepala
Bidang Kesiswaan di sekolah itu.
Suasana hening sejenak. Dan upacara pun dimulai.
☺
“Nah, ini kelas kamu. Semoga kamu mudah beradaptasi ya.”
kata Ibu Ratna, Ketua Tata Usaha, dengan ramahnya.
“Iya Bu, terima kasih.” jawab si siswi baru.
TENTT… TENTT… TENTTT…
Suara bel berbunyi, tanda jam pertama telah seesai. Tapi
berhubung hari ini hari pertama tahun ajaran baru, jadi KBM di sekolah juga
belum evektif. Banyak banget siswa/i yang berhamburan di luar kelas. Banyak
banget yang penasaran dan masih bertanya-tanya, siapa ya anak baru itu. Dan
sebagian penasaran, gimana sih tampangnya? Cakep apa gak ya?
“Mana sih anak barunya? Gue jadi penasaran nih, katanya
cewek dan cantik ya?” tanya Nanda, siswi kelas tetangga, gak sabar.
“Sabar dong, sebentar lagi juga dia pasti ke kantin.” jawab
Desy.
Beberapa saat kemudian…
“Nah itu Nan, cewek yang di belakang. Nah, yang rambutnya
panjang rada ikal itu yang gue maksud,” jawab Desy dengan semangat.
Nanda pun segera menarik tangan Desy, menjauhi keramaian.
☺
“Hai… nama lo Adhella ya?” tanya Yani, seorang teman baru
di kelas.
“Iya.” jawab Adhella tersipu.
“Oke, kenalin nama gue Yani.” memperkenalkan dirinya,
sambil menyodorkan tangan. “Hemmm… kenapa lo pindah sekolah?”
“Gue ikut orang tua, yang pindah tugas ke sini.” jawab
Adhella singkat.
“Ya udah, semoga lo betah di sini ya. Dan satu lagi, gue
mau nyampein salam aja dari anak kelas VIII-J. Kayaknya dia suka sama lo deh.
Hehe…” Yani berdiri dan pergi dari kursi yang tadi ia duduki.
Adhella —si anak baru— masih terlihat bingung…
TENTT… TENTT…
TENTTT…
Suara bel berbunyi, tanda jam pelajaran selesai dan
saatnya istirahat bagi seluruh siswa. Ini pertama kalinya Adhell –panggilan
akrab Adhella-- pergi ke kantin bersama Fiesha, Aniss dan Irfany, setelah dua
minggu ia bersekolah si sekolah barunya itu.
“Emang kenapa sih, dari kemarin lo gak pernah mau kalo
kita ajak ke kantin?” tanya Fiesha.
“Gak tau?” jawab Adhell bingung, sambil menggaruk-garuk
kepala, kaya orang oon. “Mungkin karena gue rada canggung kali ya, kalo banyak
yang ngeliatin. Hehehe…”
“Hahaha, emang siapa Dhell yang mau liatin lo? Udah kaya
artis aja?” sahut Fany dengan nada bercanda.
“HAHAHAHA….” mereka tertawa geli.
Emang sih, Adhell ngomong kaya gitu sambil bercanda. Tapi
bener juga ternyata, baru aja keluar kelas. Tapi udah banyak yang pasang mata
ngeliatin dia. Apa lagi mata cowok-cowoknya, gak berkedip waktu Adhell lewat di
depan mereka.
“Wah, gue patut angkat jempol deh buat lo. Apa yang lo
bilang ternyata bener, wah… bisa turun nih pamor gue.” ledek Fany.
“Hah, gue juga gak ngerti deh? Masih aneh aja ngeliatin
gue? Hihi…”
Adhell beusaha tenang dan gak nunjukin rasa bingungnya.
—Sepenggal cerita yang belum usai—
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
alia_adelinalutfiani@yahoo.com